MEMAHAMI RANTAI DAN JARING MAKANAN
Manusia adalah salah satu dari makhluk
hidup yang diciptakan Sang Pencipta sebagai makhluk sosial. Artinya ia
membutuhkan makhluk hidup lain dalam kehidupannya. Salah satu
kebutuhan pokok manusia dan makhluk hidup lainnya adalah makan. Dalam
proses makan ada yang disebut dengan rantai makanan. Rantai makanan
adalah perpindahan energi makanan dari sumber daya tumbuhan melalui
seri organisme atau melalui jenjang makan
(tumbuhan-herbivora-carnivora).
Pada setiap tahap pemindahan
energi, 80%–90% energi potensial hilang sebagai panas, karena itu
langkah-langkah dalam rantai makanan terbatas 4-5 langkah saja. Dengan
perkataan lain, semakin pendek rantai makanan semakin besar pula energi
yang tersedia.
Ada dua tipe dasar rantai makanan:
- Rantai makanan rerumputan (grazing food chain). Misalnya: tumbuhan-herbivora-carnivora.
- Rantai makanan sisa (detritus food chain). Bahan mati mikroorganisme (detrivora = organisme pemakan sisa) predator.
Macam-macam rantai makanan
Para ilmuwan ekologi mengenal tiga macam rantai pokok, yaitu rantai pemangsa, rantai parasit, dan rantai saprofit.
- Rantai Pemangsa
- Rantai Parasit
- Rantai Saprofit
Rantai pemangsa landasan utamanya
adalah tumbuhan hijau sebagai produsen. Rantai pemangsa dimulai dari
hewan yang bersifat herbivora sebagai konsumen I, dilanjutkan dengan
hewan karnivora yang memangsa herbivora sebagai konsumen ke-2 dan
berakhir pada hewan pemangsa karnivora maupun herbivora sebagai
konsumen ke-3.
Rantai parasit dimulai dari organisme
besar hingga organisme yang hidup sebagai parasit. Contoh organisme
parasit antara lain cacing, bakteri, dan benalu.
Rantai saprofit dimulai dari organisme
mati ke jasad pengurai. Misalnya jamur dan bakteri. Rantai-rantai di
atas tidak berdiri sendiri tapi saling berkaitan satu dengan lainnya
sehingga membentuk faring-faring makanan.
Kumpulan dari rantai makanan nantinya akan menjadi sebuah jaring, yang sering disebut dengan jaring-jaring makanan.
Pada
ekosistem, setiap organisme mempunyai suatu peranan, ada yang berperan
sebagai produsen, konsumen ataupun dekomposer. Produsen adalah
penghasil makanan untuk makhluk hidup sedangkan konsumen adalah pemakan
produsen. Produsen terdiri dari organisme-organisme berklorofil
(autotrof) yang mampu memproduksi zat-zat organik dari zat-zat
anorganik (melalui fotosintesis). Zat-zat organik ini kemudian
dimanfaatkan oleh organisme-organisme heterotrof (manusia dan hewan)
yang berperan sebagai konsumen.
Sebagai
konsumen, hewan ada yang memakan produsen secara langsung, tetapi ada
pula yang mendapat makanan secara tidak langsung dari produsen dengan
memakan konsumen lainnya. Karenanya konsumen dibedakan menjadi beberapa
macam yaitu konsumen I, konsumen II, dan seterusnya hingga konsumen
puncak. Konsumen II, III, dan seterusnya tidak memakan produsen secara
langsung tetapi tetap tergantung pada produsen, karena sumber makanan
konsumen I adalah produsen. Peranan makan dan dimakan di dalam
ekosistem akan membentuk rantai makanan bahkan jaring-jaring makanan.
Perhatikan contoh sebuah rantai makanan ini: daun berwarna hijau
(Produsen) --> ulat (Konsumen I) --> ayam (Konsumen II) -->
musang (Konsumen III) --> macan (Konsumen IV/Puncak). Coba Anda buat
sebuah rantai makanan seperti contoh, Anda pernah melakukannya sewaktu
di SMP bukan?
Dalam ekosistem
rantai makanan jarang berlangsung dalam urutan linier seperti di atas,
tetapi membentuk jaring-jaring makanan (food web).
Peran
dekomposer ditempati oleh organisme yang bersifat saprofit, yaitu
bakteri pengurai dan jamur saproba. Keberadaan dekomposer sangat
penting dalam ekosistem. Oleh dekomposer, hewan atau tumbuhan yang mati
akan diuraikan dan dikembalikan ke tanah menjadi unsur hara (zat
anorganik) yang penting bagi pertumbuhan tumbuhan. Aktivitas pengurai
juga menghasilkan gas karbondioksida yang penting bagi fotosintesis.
Coba Anda pikirkan apakah yang terjadi jika di dunia ini tidak ada
bakteri pengurai dan jamur saproba?
Pada
hakikatnya dalam organisasi kehidupan tingkat ekosistem terjadi
proses-proses sirkulasi materi, transformasi, akumulasi energi, dan
akumulasi materi melalui organisme. Ekosistem juga merupakan suatu
sistem yang terbuka dan dinamis. Keluar masuknya energi dan materi
bertujuan mempertahankan organisasinya serta mempertahankan fungsinya.
Zat-zat anorganik dalam suatu ekosistem tetap konstan atau seimbang,
mengapa? Ya, karena unsur-unsur kimia esensial pembentuk protoplasma
beredar dalam biosfer melalui siklus biogeokimiawi. Contoh siklus
biogeokimiawi adalah siklus carbon, siklus oksigen, siklus nitrogen,
siklus fosfor, dan siklus sulfur. (Materi ini akan Anda pelajari khusus
pada materi Daur Biogeokimia.) Maka dari itulah keseimbangan dalam
ekosistem sangat penting untuk selalu terjaga.
Namun
keseimbangan ekosistem dapat terganggu jika komponen-komponen
penyusunnya rusak atau bahkan hilang. Apakah yang menjadi penyebab
rusaknya keseimbangan ekosistem? Ya benar, selain karena bencana alam,
ekosistem dapat rusak akibat perbuatan manusia. Coba Anda berikan
contoh kerusakan ekosistem akibat bencana alam? Ya betul, contoh
kerusakan ekosistem akibat bencana alam adalah letusan gunung berapi,
dimana lahar panasnya dapat mematikan organisme (hewan dan tumbuhan)
dan mikroorganisme yang dilaluinya. Dapatkah Anda berikan contoh
lainnya? Coba Anda berikan pula contoh kerusakan ekosistem akibat
perbuatan manusia! Ya benar, penggundulan hutan, serta pencemaran air,
tanah dan udara. Dapatkah Anda berikan contoh lainnya?
Sumber :
e-dukasi.net
http://emelizabiologi.blogspot.com/2010/10/memahami-rantai-dan-jaring-makanan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar